Peminat Sekolah Pilot Masih Tinggi, Operator Butuh Dukungan Lebih dari Pemerintah

Berbagai konten aviasi yang ada di media sosial baik, baik itu edukasi atau hiburan juga membantu menaikan minat masyarakat umum untuk memiliki kemampuan menerbangkan pesawat walaupun tidak berkarier sebagai pilot professional. Namun, kondisi pandemi covid 19 sempat membuat peminat untuk masuk sekolah pilot menurun. Kondisi ini menuntut pengelola sekolah pilot harus terus melakukan inovasi dan adaptasi agar selalu siap untuk menghadapi kondisi yang sulit namun selalu siap untuk dapat mengakomodasi minat masyarakat untuk menjadi pilot.

"Namun demikian kami berupaya mengakomodir keinginan individu yang mempunyai aspirasi dalam dunia penerbangan dan ingin mempunyai pengalaman sebagai seorang pilot pribadi," kata Irma yang kantor pusat pendidikan sekolah pilot ini di Buleleng Bali. Bahkan, BIFA memiliki program pelatihan yang singkat yang memungkinkan trainee bisa menyalurkan hobinya untuk terbang kapanpun dan di manapun tempat BIFA beroperasi. "Jadi kami ingin memberikan kesempatan pada siapapun yang ingin mewujudkan mimpinya sebagai seorang pilot,” katanya sambil menambahkan saat ini sekolah inimemiliki 19 unit pesawat latih dengan 4 simulator.

"Kami juga akan membuat BIFA Aviation Center dan akan bekerjasama dengan AOC 135 dimana kami ingin membuat BIFA Campus sebagai destinasi untuk turis di Bali Utara, dengan memberikan layanan joy flight, photography flight, layanan transport untuk area Banyuwangi, Buleleng dan sekitarnya," kata Irma. Disinggung mengenai ketertarikan generasi muda sekarang akan profesi pilot, Irma menyebut saat ini Generasi muda Gen Z melihat profesi pilot agar berkurang dibandingkan sebelumnya. Sekarang dunia mereka lebih kepada dunia digital, sosial media, social awareness, healthy lifestyle dan lain sebagainya.

"Namun, pekerjaan pilot tetap dipandang prestisius karena tidak mudahnya seseorang untuk menjadi pilot, mereka harus mempunyai bakat, sekolah dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi dengan biaya yang tinggi dan pekerjaan inipun tidak mudah karena membutuhkan keahlian khusus dengan gaji yang cukup tinggi. Kondisi ini faktanya tetap sama dengan 1 2 dekade lalu, namun sekarang ini saja hanya mengalami kemunduran karena pandemi," katanya. Dukungan Pemerintah Saat ini industri aviasi, khususnya dunia pendidikan penerbangan penting untuk mendapatkan dukungan dari pemerintah karena saat ini dunia Pendidikan Penerbangan belum diberikan keringanan biaya biaya seperti sekolah sekolah umum di Indonesia.

Kondisi ini berimbas cukup tingginya biaya operasional sekolah penerbangan yang membuat biaya pendidikan pilot di Indonesia menjadi cukup tinggi. "Saat ini biaya biaya yang berhubungan dengan operational seperti biaya navigasi, biaya perpajakan seperti bea masuk dan lainnya, sekolah penerbangan tidak diberikan keringanan dan diterapkan sama dengan maskapai penerbangan”. Dalam hal sebagai fasilitator untuk industri aviasi, harapan kami pemerintah dapat memberikan dukungan dengan meningkatkan sarana lapangan terbang di berbagai daerah daerah terpencil dengan fasilitas instrumen yang baik agar dapat mendukung jangkauan pemerataan ekonomi di daerah daerah terpencil.

Industri Penerbangan akan Pulih Disinggung mengenai industri aviasi pascapandemi dan untuk tahun tahun yang akan datang, Irma sangat optimis industri ini akan kembali seperti semula. Industri penerbangan terkait erat dengan pertumbuhan ekonomi yang juga sangat rentan akan faktor lingkungan seperti peperangan, terorisme, bencana alam, hingga pandemi dan pandemi Covid 19 memang sangat memukul industri penerbangan global dan nasional.

Namun keterkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi nasional maupun global secara otomatis akan membangkitkan dan memulihkan industri aviasi nasional. Secara sejarah dunia penerbangan yang pernah mengalami downturn, kemudian bounce back dalam beberapa tahun sesudahnya. Melihat Indonesia sebagai negara kepulauan pun tidak mungkin kita tidak menggunakan moda transport udara.

"Potensi tingginya market demand dalam dunia penerbangan nasional memberikan kesempatan bagi sekolah penerbang nasional seperti BIFA untuk membangun sekolah yang secara kuat secara bisnis dan berkualitas,” kata Irma. Sejak berdiri tahun 2009, BIFA telah meluluskan lebih dari 1000 siswa dan saat ini mayoritas berkarier sukses di penerbangan komersial dan umum, seperti maskapai terjadwal dan kargo regular seperti penerbangan pribadi, penerbangan terpencil dan masih banyak lagi. BIFA menawarkan beberapa program selain program Utama; Integrated Full Program (PPL, CPL IR, ME, Ground ATPL), dan memberikan opsi seperti pilot program untuk individu (Private Pilot License).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *